PUTRI YANG JAHIL (5)
Sementara itu Putri Denise dan Pangeran Eric asyik berbincang-bincang di lapangan samping istana. Saat ini mereka tengah menunggang kuda mereka masing-masing. Putri Denise menunggang Lily, kuda poni kesayangannya. Sementara Pangeran Eric menunggangi Tunder, kuda coklatnya kebanggaannya. Mereka berdua menaiki bukit yang ada disamping istana. Para pengawal Putri Denise berjaga-jaga tak jauh dari mereka. Denise amat gembira bisa berkuda di sore yang cerah itu. Ia tertawa terbahak-bahak saat memacu kudanya. Tetapi mendadak tawanya berhenti saat melihat rombongan pengawal mendekati dirinya. Kekesalan hatinya timbul lagi. Denise ingin sekali-kali bisa lepas dari mereka. Ia merasa agak lega saat berkuda Serena tidak mengikutinya karena ia tak bisa berkuda. Tapi ia hampir lupa kalau Serena menugaskan para pengawal untuk menjaganya.
Sambil
cemberut Denise menyuruh Lily berlari cepat. Ia ingin bisa lepas dari para
pengawalnya itu. tapi saat ia menengok kebelakang ia harus kecewa sebab
pengawalnya itu masih tetap beradatak jauh dari kudanya. Denise menghela nafas
panjang. Buru-buru ia memacu kudanya menuju belakang istana. Sementara itu
Pangeran Eric dengan setia berkuda disampingnya. Tetapi Denise merasakan bahwa
berkali-kali Pangeran melirik padanya. Sepertinya Pangeran Eric tahu bahwa
hatinya sedang tidak enak. Ketika mereka hampir sampai di kolam dekat istal, Pangeran
Eric melambatkan kudanya, dengan enggan Denise memelankan laju kuda poninya.
“Putri,”
bisik Pangeran Eric yang kudanya sudah mendekati Putri Denise. “Bagaimana kalau
kita terjun ke kolam,” sambungnya sambil nyengir.
Mata
Putri Denise terbelalak. Tapi sebentar kemudian ia tersenyum lebar, “Ayo,”
balasnya girang. “Siapa takut.”
BYUR
Dan
begitulah kedua kuda berserta penunggangnya tercebur ke kolam dengan keras.
Sementara di belakang mereka terdengar teriakan kaget dan panik dari seluruh
pengawal kedua anak itu.
masih nyambung loh ya....