Tampilkan postingan dengan label cerita bersambung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita bersambung. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Mei 2013

PUTRI PALSU - bab putri yang jahil5


PUTRI YANG JAHIL (5)


        Sementara itu Putri Denise dan Pangeran Eric asyik berbincang-bincang di lapangan samping istana. Saat ini mereka tengah menunggang kuda mereka masing-masing. Putri Denise menunggang Lily, kuda poni kesayangannya. Sementara Pangeran Eric menunggangi Tunder, kuda coklatnya kebanggaannya. Mereka berdua menaiki bukit yang ada disamping istana. Para pengawal Putri Denise berjaga-jaga tak jauh dari mereka. Denise amat gembira bisa berkuda di sore yang cerah itu. Ia tertawa terbahak-bahak saat memacu kudanya. Tetapi mendadak tawanya berhenti saat melihat rombongan pengawal mendekati dirinya. Kekesalan hatinya timbul lagi. Denise ingin sekali-kali bisa lepas dari mereka. Ia merasa agak lega saat berkuda Serena tidak mengikutinya karena ia tak bisa berkuda. Tapi ia hampir lupa kalau Serena menugaskan para pengawal untuk menjaganya.
            Sambil cemberut Denise menyuruh Lily berlari cepat. Ia ingin bisa lepas dari para pengawalnya itu. tapi saat ia menengok kebelakang ia harus kecewa sebab pengawalnya itu masih tetap beradatak jauh dari kudanya. Denise menghela nafas panjang. Buru-buru ia memacu kudanya menuju belakang istana. Sementara itu Pangeran Eric dengan setia berkuda disampingnya. Tetapi Denise merasakan bahwa berkali-kali Pangeran melirik padanya. Sepertinya Pangeran Eric tahu bahwa hatinya sedang tidak enak. Ketika mereka hampir sampai di kolam dekat istal, Pangeran Eric melambatkan kudanya, dengan enggan Denise memelankan laju kuda poninya.
            “Putri,” bisik Pangeran Eric yang kudanya sudah mendekati Putri Denise. “Bagaimana kalau kita terjun ke kolam,” sambungnya sambil nyengir.
            Mata Putri Denise terbelalak. Tapi sebentar kemudian ia tersenyum lebar, “Ayo,” balasnya girang. “Siapa takut.”
            BYUR
            Dan begitulah kedua kuda berserta penunggangnya tercebur ke kolam dengan keras. Sementara di belakang mereka terdengar teriakan kaget dan panik dari seluruh pengawal kedua anak itu.


masih nyambung loh ya....

Minggu, 21 April 2013

PUTRI PALSU - bab putri yang jahil4


BAB PUTRI YANG JAHIL (4)



Ketika penghuni dapur tahu maksud kedatangan Pangeran Eric dan Putri Denise buru-buru mereka mengeluarkan kue terbaru yang lebih lezat dari yang mereka santap tadi. Kue itu berbentuk bulat seperti bulan dan berwarna kuning terang. Ada taburan keju yang mengelilingi kue itu. Sementara di tengah-tengahnya terdapat potongan-potongan buah segar yang disiram selai Strawberry. Putri Denise dan Pangeran Eric tak dapat menahan air liurnya. Dan benar saja saat mereka berdua memakannya rasanya sungguh-sungguh lezat sebab di dalam kue itu ada butiran-butiran coklat yang langsung meleleh saat mereka berdua menggigitnya.
            “Wow....benar-benar lezat,” seru Pangeran Eric. “Bagaimana kalau kita minta pada koki untuk mengajari cara membuatnya,” celutuknya tiba-tiba.
            Semua melotot mendengar keinginannya itu. bahkan pengawal Pangeran Eric yang juga sedang mencicipi kelezatan kue buatan sang koki tiba-tiba tersedak. Ia terbatuk-batuk dengan hebat sampai-sampai Serena harus menepuk punggungnya dengan kuat. Dan begitu Serena sadar bahwa tangannya telah terbebas dari genggaman sang pengawal ia bergegas mendatangi Putri Denise lalu menariknya keluar dari dapur. Pangeran Eric mengikuti dengan santai sementara itu pengawalnya belum juga berhenti batuk-batuknya. Buru-buru ia mengangkat poci berisi teh yang saat itu ada diatas meja dapur. Sungguh malang nasibnya teh didalamnya masih sangat panas hingga lidahnya meleleh. Dan pengawal itu hampir jatuh pingsan. Untunglah para pembantu koki sangat baik hati karena mereka sangat senang mendengar pujian dari Pangeran Eric jadi merekapun mengangkat dan mencoba menyadarkan pengawal itu.
            Ketika akhirnya ia siuman rombongan Pangeran Eric telah menghilang. Tinggallah pengawal itu kalang kabut mencarinya ke seluruh penjuru istana.

okeee...masih nyambung lagi ya

Minggu, 07 April 2013

PUTRI PALSU - bab putri yang jahil3


BAB PUTRI YANG JAHIL (3)



         “Hai, Putri,” sapa Pangeran Eric ceria. “Sudah siap dengan petualangan untuk menghabiskan makanan ini,” beritahunya sambil menunjuk jejeran piring-piring yang berisi kue-kue yang telah tertata rapi dimeja. 
            Denise mengangguk dengan riang. Entah kenapa setiap kali ia minum teh bersama Pangeran Eric rasa makanan yang ia makan begitu berbeda. Semua jadi 100 kali lipat lebih enak. Ia yang biasanya tak bernafsu makan bisa menghabiskan setengah hidangan yang disajikan.
            “Bagaimana kalau kita mulai menu pertama kita dengan makan seekor ular hijau,” seru Pangeran Eric sambil menunjuk kue berwarna hijauyang bentuknya melingkar-lingkar seperti ular.
            “Boleh,” Denise mengangguk dengan antusias. Sementara dengan cekatan para pelayan menuangkan kue-kue itu ke piring mereka masing-masing.
            “Hmmmm.....,” Pangeran Eric memejamkan matanya dengan puas. “Kue-kue disini selalu enak. Aku harus mengucapkan terima kasih pada koki atas kelezatan kuenya.” sambil berkata Pangeran Ericpun bangkit dari tempat duduknya diikuti Denise dengan mata yang berbinar-binar gembira.
            Seketika itu Serena ikut bangkit ia ingin mencegah rencana Pangeran Eric serta Putri Denise sebab baginya tak mungkin ia membiarkan mereka berdua pergi ke dapur istana.
            “Benar-benar bencana!” gumam Serena panik.
            Tapi ketika ia berusaha menghalangi niat mereka ternyata pengawal Pangeran Eric menentang maksudnya. Pengawal itu memegang tangannya erat-erat hingga Denise yang melihatnya terkikik geli. Ia merasa sangat gembira inilah kesempatan pertamanya pergi ke dapur istana. Entah bagaimana caranya rombongan itu bisa tiba didapur tanpa tersesat.
            “Tuan Putri jangan ke dapur,” cegah Serena dengan memelas. Tangannya masih dipegang oleh pengawal Pangeran Eric.
            Tetapi Denise tidak menggubris larangan itu ia malah cepat-cepat berlari dibelakang Paangeran Eric. Tentu saja seluruh penghuni dapur langsung heboh dengan kadatangan mereka. Bahkan sang koki tergopoh-gopoh mendatangi saat tahu bahwa mereka kedatangan Pangeran Eric serta Putri Denise padahal saat itu ia hendak mengangkat kuenya dari panggangan. Hampir saja kue itu menjadi gosong karena hampir semua perhatian tertuju pada kedatangan rombongan kecil itu. Tapi untunglah pembantu koki yang sangat cekatan bisa menyelamatkan kuenya.   


masih bersambung lohhhh ya....

Sabtu, 30 Maret 2013

PUTRI PALSU - bab putri yang jahil2


BAB PUTRI YANG JAHIL (2)


         Denise membuka matanya. “Pangeran Eric?” desisnya. Ia baru teringat seminggu yang lalu ia telah berjanji untuk minum teh bersama Pangeran Eric. Tiba-tiba timbul semangatnya, bersama Pangeran Eric harinya takkan terlalu menyebalkan lagi. Sebab ia sangat cerdas dan punya banyak ide yang membuat Denise bisa terhibur dan tertawa. 
            Mendadak Denise bangkit dari tempat tidurnya. Tanpa berganti pakaian iapun keluar kamar.  
            “Putri,” Serena buru-buru mengejarnya. “Sebaiknya putri mandi dan berganti pakaian dulu. Ibunda Ratu akan sangat marah bila nanti melihat keadaan putri berantakan begitu.”
            Denise hanya mendengus. Dalam hati ia tertawa geli. Ia yang akan mengadukan bahwa Serenalah yang lupa mengingatkan dirinya untuk mandi dan berganti pakaian. Ia saat ini sedang kesal pada dayang-dayangnya itu dan ia ingin Serena nanti yang akan kena marah ibundanya.
            Tetapi Serena sepertinya bisa menebak isi otaknya. Ketika sebab ia kemudian berlari untuk menangkap Denise, cepat-cepat Serena menggendong dirinya lalu membawanya ke kamar mandi. Denise mencoba berteriak-teriak dan berontak bahkan ia minta tolong pada dayang-dayang lain serta pengawal yang ia lihat. Tapi tak satupun yang mau menolongnya hingga ia akhirnya terdiam dan menuruti keinginan Serena.
            Tapi ternyata mandi membuat tubuhnya menjadi segar dan wangi dan Denise merasa lebih nyaman. Tetapi ketika ia hendak berpakaian Serena telah menyiapkan gaun kuning yang paling tidak disukainya. Dan kali ini Denise sengaja tidak mau menurut buru-buru ia pergi ke kamar tempat baju-bajunya disimpan. Setelah membongkar sana-sini akhirnya ditariknya gaun bergambar bunga-bunga kecil yang sangat disukainya. Meskipun Serena memaksanya untuk mengganti bajunya itu namun Denise tetap tidak mau. Hingga ia terpaksa mengancam Serena untuk membatalkan acara minum tehnya. Akhirnya dengan berat hati Serena meluluskan permintaannya. Dalam hati Denise tersenyum senang inilah pertama kalinya ia bisa menentang kata-kata Serena, dayang-dayangnya.
            Dengan wajah puas Denise keluar kamar diikuti Serena yang setia di belakangnya. Wajah Denise tampak sangat gembira saat melihat Pangeran Eric telah menunggunya di beranda. Hari ini acara minum teh mereka memang dilakukan di beranda sebab sore itu sangat hangat. Jadi takkan mungkin mereka jatuh sakit meski harus berada di luar. Denise menghembuskan nafas lega karena ia merasa sangat senang tak harus minum teh di dalam istana. Pemandangan dari beranda sangat-sangat indah dan ia merasa begitu senang memandangnya. Ada begitu banyak bunga yang dapat ia lihat juga beberapa binatang-binatang peliharaannya. Dan yang terpenting ia bisa memandang Lily, kuda poninya sang sangat ia sayangi.

tunggu sambungannya ya temen-temen....

Kamis, 07 Maret 2013

PUTRI PALSU - bab putri yang jahil1



BAB PUTRI YANG JAHIL (1)



            Kerajaan White baru saja merayakan pesta atas ditemukannya putri kerajaan yang telah hilang hampir 9 tahun yang lalu. Setelah bertahun-tahun mereka berusaha mencari keberadaan Putri Denise hari ini mereka sangat berbahagia karena akhirnya tanpa sengaja Putri Denise yang menghilang saat dalam perjalanan ke kerajaan tetangga bisa ditemukan. Putri Denise yang kini berusia 10 tahun disambut dengan pesta kerajaan yang sangat meriah. Begitu banyak yang mengelu-elukan dirinya, apalagi ketika mereka melihat Putri Denise telah tumbuh menjadi putri yang sangat cantik.
            BRAK!!!
            Denise membanting pintu kamarnya. Ia merasa sangat kesal. Bagaimana tidak kesal saat ia ingin sendiri ada saja pengawal atau Serena, dayang-dayang setianya, yang selalu berada disisinya.
            “Putri! Putri!”
            Serena tiba-tiba telah membuka pintu kamarnya dan memburunya ke tempat tidur.
            “Hu-uh,” Denise mengeluh dalam hati saat melihat Serena telah berdiri disebelah tempat tidurnya. “Bagaimana mungkin orang-orang bisa menganggap hidupku begitu enak. Padahal aku sendiri malah merasa sangat-sangat terkekang,” gerutunya lagi.
            Denise memejamkan matanya di tempat tidurnya yang sangat-sangat besar untuk dirinya yang begitu mungil. Sepertinya tempat tidur itu cukup untuk 5 orang. Tapi disini ia hanya tidur sendirian. Sementara Serena tidur di kamar yang terletak disebelahnya. Denise masih pura-pura tidur hanya pikirannya yang melayang-layang. Ia ingin bisa seperti anak-anak lainnya bebas bermain kapanpun mereka suka, dengan siapapun mereka ingin dan dimanapun mereka mau.
            “Putri, Putri,” terdengar suara Serena yang memanggilnya lagi.
            Tapi bukannya menjawab Denise malah makin menutup rapat-rapat matanya.
            “Putri Denise,” seru Serena. “Sebentar lagi waktu minum teh akan tiba. Dan Putri harus segera bersiap-siap sebab sore ini Pangeran Eric akan datang,” sambung dayang-dayangnya itu.

masih nyambung ya.....