BAB PUTRI YANG JAHIL (2)
Denise membuka matanya. “Pangeran Eric?” desisnya. Ia baru teringat seminggu yang lalu ia telah berjanji untuk minum teh bersama Pangeran Eric. Tiba-tiba timbul semangatnya, bersama Pangeran Eric harinya takkan terlalu menyebalkan lagi. Sebab ia sangat cerdas dan punya banyak ide yang membuat Denise bisa terhibur dan tertawa.
Mendadak Denise bangkit dari tempat tidurnya. Tanpa berganti pakaian iapun keluar kamar.
“Putri,” Serena buru-buru mengejarnya. “Sebaiknya putri mandi dan berganti pakaian dulu. Ibunda Ratu akan sangat marah bila nanti melihat keadaan putri berantakan begitu.”
Denise hanya mendengus. Dalam hati ia tertawa geli. Ia yang akan mengadukan bahwa Serenalah yang lupa mengingatkan dirinya untuk mandi dan berganti pakaian. Ia saat ini sedang kesal pada dayang-dayangnya itu dan ia ingin Serena nanti yang akan kena marah ibundanya.
Tetapi Serena sepertinya bisa menebak isi otaknya. Ketika sebab ia kemudian berlari untuk menangkap Denise, cepat-cepat Serena menggendong dirinya lalu membawanya ke kamar mandi. Denise mencoba berteriak-teriak dan berontak bahkan ia minta tolong pada dayang-dayang lain serta pengawal yang ia lihat. Tapi tak satupun yang mau menolongnya hingga ia akhirnya terdiam dan menuruti keinginan Serena.
Tapi ternyata mandi membuat tubuhnya menjadi segar dan wangi dan Denise merasa lebih nyaman. Tetapi ketika ia hendak berpakaian Serena telah menyiapkan gaun kuning yang paling tidak disukainya. Dan kali ini Denise sengaja tidak mau menurut buru-buru ia pergi ke kamar tempat baju-bajunya disimpan. Setelah membongkar sana-sini akhirnya ditariknya gaun bergambar bunga-bunga kecil yang sangat disukainya. Meskipun Serena memaksanya untuk mengganti bajunya itu namun Denise tetap tidak mau. Hingga ia terpaksa mengancam Serena untuk membatalkan acara minum tehnya. Akhirnya dengan berat hati Serena meluluskan permintaannya. Dalam hati Denise tersenyum senang inilah pertama kalinya ia bisa menentang kata-kata Serena, dayang-dayangnya.
Dengan wajah puas Denise keluar kamar diikuti Serena yang setia di belakangnya. Wajah Denise tampak sangat gembira saat melihat Pangeran Eric telah menunggunya di beranda. Hari ini acara minum teh mereka memang dilakukan di beranda sebab sore itu sangat hangat. Jadi takkan mungkin mereka jatuh sakit meski harus berada di luar. Denise menghembuskan nafas lega karena ia merasa sangat senang tak harus minum teh di dalam istana. Pemandangan dari beranda sangat-sangat indah dan ia merasa begitu senang memandangnya. Ada begitu banyak bunga yang dapat ia lihat juga beberapa binatang-binatang peliharaannya. Dan yang terpenting ia bisa memandang Lily, kuda poninya sang sangat ia sayangi.
tunggu sambungannya ya temen-temen....
ku tunggu sambungan nya ya...
BalasHapusblog kamu keren banget bagus!! dibikinin ya? aku jua dibikinin.
nadia hikari : ok makasih ya udah mau baca ceritaku. Oh iya headernya itu dibikinin temennku anfird keren ya editan fotonya. kalo widget lainnya tanya sama temen-temen FBku sama nyari di internet
BalasHapuskeren! lanjut dk!
BalasHapusKak Okta : iya kak ditunggu ya :)
HapusWaaaah....
BalasHapusIs very good (y)