Mie Ongklok adalah salah satu makanan khas Wonosobo yang saat ini semakin dicari oleh penikmat kuliner baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Sebagai kota yang terkenal dengan berbagai tempat wisatanya seperti Dataran Tinggi Dieng, Kebun Teh Tambi, Pemandian Kalianget, Lobang Sewu Wadaslintang, Telaga Menjer serta lainnya, membuat Wonosobo tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan.
Mie ongklok sendiri hidangannya sangat sederhana. Bahan utamanya hanyalah :
Mie kuning
Mie merupakan alternatif sumber karbohidrat selain itu harganya murah dan tidak sulit dicari. Mie sangat populer di Asia khususnya Asia Timur juga Asia Tenggara. Mie sendiri pertamakali dibuat di Cina lalu menyebar ke negara lain seperti Jepang, Korea, Taiwan hingga ke Indonesia bahkan sampai menyeberang ke Benua Eropa.
Kol atau kubis
Mie kuning
Mie merupakan alternatif sumber karbohidrat selain itu harganya murah dan tidak sulit dicari. Mie sangat populer di Asia khususnya Asia Timur juga Asia Tenggara. Mie sendiri pertamakali dibuat di Cina lalu menyebar ke negara lain seperti Jepang, Korea, Taiwan hingga ke Indonesia bahkan sampai menyeberang ke Benua Eropa.
Kol atau kubis
Kubis sangat mudah ditemukan di Wonosobo sebab daerah berhawa dingin ini menjadi sentra penghasil kubis di Indonesia. Kubis juga merupakan sayuran rendah lemak jenuh serta sumber makanan yang kaya akan serat dan folat.
Kucai
Sebagai bahan dasar utama mie ongklok, kucai juga gampang ditemukan di Wonosobo. Selain itu kucai biasa dipakai sebagai campuran bahan membuat tempe kemul yang juga merupakan makanan khas Wonosobo. Kucai sendiri mengandung zat gizi yang mampu mencegah penyakit kanker, hipertensi serta bisa menurunkan kadar kolesterol darah. Dan sebagai sayuran, kucai sangat kaya akan serat pangan, vitamin juga mineral.
Mie Ongklok |
Sejarah Mie Ongklok
Pencipta mie ongklok adalah Bapak Muhadi. Sebelumnya beliau bekerja pada seorang pedagang bakmi di kota Wonosobo. Setelah sekian lama bekerja pada orang lain Bapak Muhadi memutuskan untuk mandiri dengan cara menjadi pedagang mie keliling. Saat itulah Bapak Muhadi menciptakan varian baru mie rebus yang dicampur dengan bahan-bahan yang mudah didapat di kota Wonosobo.
Setelah berulangkali mencoba akhirnya terciptalah paduan dari mie kuning, rajangan kubis serta irisan kucai. Campuran bahan tadi lalu disiram dengan saus kental berwarna kecoklatan yang sangat khas yang terbuat dari tepung tapioka atau pati, ebi, gula merah/jawa dan bumbu lainnya. Dan sebagai sentuhan akhir ditambahkan kecap, merica bubuk, taburan bawang goreng juga bumbu kacang.
Setelah berulangkali mencoba akhirnya terciptalah paduan dari mie kuning, rajangan kubis serta irisan kucai. Campuran bahan tadi lalu disiram dengan saus kental berwarna kecoklatan yang sangat khas yang terbuat dari tepung tapioka atau pati, ebi, gula merah/jawa dan bumbu lainnya. Dan sebagai sentuhan akhir ditambahkan kecap, merica bubuk, taburan bawang goreng juga bumbu kacang.
Proses pembuatannya yang unik, yakni dengan memasukkan ketiga bahan utama yang masih mentah ke sebuah saringan bambu bertangkai panjang yang dicelupkan dalam kuali berisi air mendidih sambil diongklok-ongklok (dicelup berulangkali), membuat makanan ini akhirnya disebut mie ongklok.
Sambutan dari penikmat mie ongklok sendiri sangat menggembirakan. Ternyata makanan yang disajikan hangat-hangat ini sangat disukai seluruh lapisan masyarakat. Dan kesuksesan Bapak Muhadi membuat banyak orang mengikuti jejaknya. Mulailah bermunculan pedagang mie ongklok lainnya. Kini makanan tersebut sangat mudah ditemui di seluruh penjuru Wonosobo bahkan sudah merambah ke kota-kota lain.
Cara menikmati mie ongklok biar sempurna lezatnya sangatlah gampang. Campurlah terlebih dahulu semua bahan dan saus yang tersaji dalam mangkuk. Setelah tercampur rata kita tinggal menyantapnya. Mie ongklok lebih enak dimakan dalam keadaan hangat. Jadi jangan menunda-nunda untuk segera menikmatinya begitu makanan ini disajikan. Jangan lupa pula pesan beberapa tusuk sate sapi, dijamin mie ongklok akan semakin terasa enaknya.
Harga mie ongklokpun terbilang murah. Umumnya penjual keliling hanya membandrol tiap mangkuknya sebesar 5 ribu rupiah saja. Sementara pedagang yang sudah kondang atau restoran tentu harganya berbeda. Meski begitu bukan berarti yang murah rasanya kurang enak. Sebab banyak juga pedagang mie ongklok yang berkeliling dengan gerobak menyajikan cita rasa yang tidak kalah lezat. Sementara hidangan pelengkapnya yakni sate sapi bisa dipesan sesuai keinginan. Di alun-alun Wonosobo, seporsi mie ongklok dan 6 tusuk sate harganya hanya 15 ribu rupiah.
Untuk penyuka pedas harus meminta cabai rawit yang diinginkan pada penjualnya. Sebab tidak seperti makanan lain dimana sambal atau cabenya terpisah. Di sini cabe rawit sengaja diulek dalam mangkuk sebelum mie ongklok diracik.
Saat ini mie ongklok paling kondang di Wonosobo adalah mie ongklok Longkrang. Hampir setiap wisatawan yang berkunjung selalu menyempatkan mampir ke tempat ini. Bahkan dari penuturan pemiliknya tidak hanya wisatawan dalam negeri yang suka, akan tetapi turis mancanegarapun menggemari makanan yang unik ini.
Sambutan dari penikmat mie ongklok sendiri sangat menggembirakan. Ternyata makanan yang disajikan hangat-hangat ini sangat disukai seluruh lapisan masyarakat. Dan kesuksesan Bapak Muhadi membuat banyak orang mengikuti jejaknya. Mulailah bermunculan pedagang mie ongklok lainnya. Kini makanan tersebut sangat mudah ditemui di seluruh penjuru Wonosobo bahkan sudah merambah ke kota-kota lain.
Sate sapi pelengkap mie ongklok |
Cara menikmati mie ongklok biar sempurna lezatnya sangatlah gampang. Campurlah terlebih dahulu semua bahan dan saus yang tersaji dalam mangkuk. Setelah tercampur rata kita tinggal menyantapnya. Mie ongklok lebih enak dimakan dalam keadaan hangat. Jadi jangan menunda-nunda untuk segera menikmatinya begitu makanan ini disajikan. Jangan lupa pula pesan beberapa tusuk sate sapi, dijamin mie ongklok akan semakin terasa enaknya.
Harga mie ongklokpun terbilang murah. Umumnya penjual keliling hanya membandrol tiap mangkuknya sebesar 5 ribu rupiah saja. Sementara pedagang yang sudah kondang atau restoran tentu harganya berbeda. Meski begitu bukan berarti yang murah rasanya kurang enak. Sebab banyak juga pedagang mie ongklok yang berkeliling dengan gerobak menyajikan cita rasa yang tidak kalah lezat. Sementara hidangan pelengkapnya yakni sate sapi bisa dipesan sesuai keinginan. Di alun-alun Wonosobo, seporsi mie ongklok dan 6 tusuk sate harganya hanya 15 ribu rupiah.
Untuk penyuka pedas harus meminta cabai rawit yang diinginkan pada penjualnya. Sebab tidak seperti makanan lain dimana sambal atau cabenya terpisah. Di sini cabe rawit sengaja diulek dalam mangkuk sebelum mie ongklok diracik.
Bahan dan alat membuat mie ongklok |
Saat ini mie ongklok paling kondang di Wonosobo adalah mie ongklok Longkrang. Hampir setiap wisatawan yang berkunjung selalu menyempatkan mampir ke tempat ini. Bahkan dari penuturan pemiliknya tidak hanya wisatawan dalam negeri yang suka, akan tetapi turis mancanegarapun menggemari makanan yang unik ini.
Sementara bagi wisatawan kuliner yang ingin menjajal lezatnya mie ongklok Bapak Muhadi bisa menuju warungnya di daerah Sapen yang sekarang dikelola oleh keturunannya. Selain itu mie ongklok juga mudah ditemui di alun-alun Wonosobo. Beberapa ruas jalan seperti di Jalan Ahmad Yani juga ada pedagang mie ongklok yang membuka lapaknya mulai sore hingga malam hari. Masih terdapat pula restoran, warung-warung serta pedagang keliling yang menjajakan mie ongklok menggunakan gerobak atau pikulan.
Membuat mie ongklok |
Meski tampilannya sangat sederhana ternyata dalam semangkuk mie ongklok tersimpan khasiat yang luar biasa berkat bahan dasarnya. Kucai telah terbukti secara ilmiah sebagai anti hipertensi. Begitu pula kubis dapat menghambat pertumbuhan tumor juga meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan kanker karena kandungan zat aktif sulforafan dan histidine yang terdapat di dalamnya.
Jika anda penikmat kuliner, tidak ada salahnya menyisihkan waktu Jelajah Gizi ke kota Wonosobo untuk mencicipi semangkuk mie ongklok yang rasanya sangat menggoda.
Kak Laksita jadi bikin ngiler nih! :)
BalasHapusAyo kapan pulang ke Wonosobo biar bisa nyicipin mie ongklok :D
Hapus