Sego Megono |
Untuk mencari sego megono juga enggak susah. Penjualnya tersebar di seantero kota. Biasanya ibu-ibu yang menjual sayur matang dan bubur ketan pagi-pagi itu selalu menyediakan sego megono. Di alun-alun pada hari Minggu kita juga dengan mudah menemukan penjual nasi ini.
Sego megono umumnya dimakan bersama tempe kemul yang juga merupakan makanan khas Wonosobo. Tapi bisa juga dinikmati bersama lauk lainnya. Tempe atau tahu bacem misalnya. Bahkan kadang ada yang memakannya bersama telor rebus. Selain enak dikonsumsi untuk sarapan, sego megono selalu disajikan saat ada kerja bakti di kampung-kampung.
Sego megono sendiri bahan baku utamanya hanyalah nasi (lebih enak bila menggunakan nasi dari beras merah), irisan kol (bukan kol biasanya melainkan kol jawa/Dieng yang daunnya lebar dan berwarna hijau), parutan kelapa. Agar lebih harum kita bisa mencampurnya dengan combrang. Nasi dan semua bahan itu kemudian dicampur jadi satu lalu tinggal disantap.
Aku pribadi sangat menggemari sego megono. Dan sego megono paling lezat yang aku rasakan adalah yang penjualnya berasal dari Desa Jaraksari. Biasanya ibu itu mangkal di seberang SDN 1 Jaraksari sekitar jam 9 atau 10. Atau kita bisa juga datang ke rumahnya. Jam 6 atau setengah 7 pagi sego megononya sudah matang. Penjualnya yang masih menggunakan kain itu amat ramah. Sego megononya menggunakan beras merah yang agak pero. Karena sego megono enggak enak jika nasi nya lembek. Selain sego megono ibu tersebut juga menyediakan tempe kemul, tempe bacem serta tahu macem.
Harga nasi megono sendiri relatif murah. Anak-anak sekolah yang uang sakunya terbatas bisa membeli sebungkusnya hanya 1000 atau 2000 rupaih saja. Sementara orang dewasa harganya berbeda. Sekitar 2500 atau 3000 rupiah.
Nah, buat temen-temen yang kebetulan mampir ke Wonosobo. Jangan lupa mencicipi sego megono ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar