Minggu, 31 Mei 2015

RESENSI BUKU HOLIDAYLICIOUS : KONNICHIWA, JEPANG!

Hai temen-temen apa kabarnya? Buat kalian yang belum beli bukuku, yuk baca dulu resensinya yang ditulis oleh Kak Muhammad Rasyid Ridho ini

RESENSI SERI HOLIDAYLICIOUS

Konnichiwa, Jepang!







Pelajaran Dari Sebuah Kehilangan
Judul                            : Konnichiwa, Jepang!


cover Konnichiwa, Jepang!
cover Konnichiwa, Jepang!




Penulis                          : Laksita Judith Tabina
Penerbit                       : Noura Books
Editor                          : Aan Wulandari
Tahun Terbit                : Cetakan I, Februari 2015
Jumlah Halaman          : 124 halaman
ISBN                           :  978-602-0989-07-5
Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pegiat di Bondowoso Writing Community
Aimi adalah anak dari pernikahan beda bangsa. Bapaknya adalah orang Indonesia, sedangkan ibunnya adalah orang Jepang. Namun, tidak lama tinggal di Jepang, keluarganya pindah ke Indonesia dan dia tumbuh besar di sana. Suatu ketika Aimi ingin mengikuti audisi menjadi Idol, tetapi dia tengah perjalanan dia kecelakaan. Akhirnya, dia tidak jadi mengikuti audisi tersebut.
Sedangkan, Aimi malah marah kepada ibunya karena telah membuat dia kecelakaan. Padahal kecelakaan itu murni kejadian tidak sengaja, dan tentu saja mama Aimi, tidak ingin hal itu terjadi (halaman 100). Namun, Aimi terlanjur marah bahkan benci kepada ibunya. Hingga akhirnya, kedatangan kakek dan nenek-nya dari Jepang membuat dia senang.
Dia akan diajak liburan ke Jepang, dengan harapan dia akan kembali semangat menjalani hidup dan tidak marah lagi kepada ibunya. Setelah sampai Jepang, dia senang sekali bisa menginjak tanah leluhur ibunya lagi. Di mana dulu dia dilahirkan di sana. Aimi tidak ingat bagaimana rumah kakek-neneknya. Maka, sesampai di sana, dia seakan pertama kali melihat rumah kakek-neneknya (halaman 18).
Namun, ada satu hal yang mengganjal di hatinya. Ada anak perempuan seumuran dengannya bernama Yuka. Yuka bekerja di restoran nenek Aimi (23). Aimi tidak tahu siapa dia sebenarnya, tetapi kakek dan neneknya seperti sangat menyayangi Yuka daripada Aimi. Padahal Aimi adalah cucu mereka berdua, dan sedang butuh hiburan dan dukungan. Keduanya saling tidak suka, dan sering bertengkar.
Hingga akhirnya terbongkar bahwa Yuka adalah korban gempa di Fukushima. Ibu dan adik perempuannya meninggal dan ayahnya belum sadar. Sehingga kakek dan nenek Aimi menolongnya (halaman 100). Mengetahui hal tersebut, Aimi merasa bersalah pada ibunya. Dia harus minta maaf kepada ibunya, karena menyalahkan ibunya atas musibah yang menimpanya. Padahal dibalik musibah tersebut ada banyak hikmah, seperti Aimi bisa berkunjung ke Jepang, bertemu Yuka dan teman-temannya, juga berkunjung ke banyak tempat wisata di Jepang.
Itulah hikmah dari novel ini, bahwa dalam musibah ada sebuah pelajaran. Seperti musibah kehilangan, apapun itu termasuk kesempatan mengikuti audisi idol. Meski novel anak menceritakan kisah sederhana, namun ada hal menarik selain hikmah di dalamnya yaitu setting Jepang yang cukup tereksplor dan memberi informasi bagi pembaca. Seperti ada hanami (musim semi) yang cantik dengan mekarnya bunga sakura (halaman 113), perayaan hinamatsuri (halaman 61), Istana Osaka (halaman 106) dan informasi menarik dari tempat-tempat wisata dan bersejarah yang dikunjungi Aimi dan teman-temannya. Sebuah buku yang layak dibaca oleh anak-anak, karena juga ada ilustrasi yang menarik. Selamat membaca!
Sumber : https://ridhodanbukunya.wordpress.com/author/penulispembelajar/ 




Jumat, 29 Mei 2015

WAJAH LAIN SEPUTAR ALUN-ALUN WONOSOBO



pintu masuk Taman Prajuritan

Kabupaten Wonosobo selama ini terkenal dengan tempat wisatanya yaitu Dataran Tinggi Dieng. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara sengaja berkunjung untuk menikmati indahnya Telaga Warna, Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Sumur Jalatunda juga beberapa lokasi lainnya. Wonosobo juga masih memiliki daerah wisata seperti perkebunan teh Tambi, Telaga Menjer serta pemandian Kalianget.

Akan tetapi sebenarnya masih ada 1 tempat yang sayang untuk dilewatkan yaitu, alun-alun kota Wonosobo. Datanglah ke alun-alun pada hari Minggu. Letaknya yang sangat stategis karena tepat berada di jantung kota ini, sejak beberapa tahun terakhir berubah fungsinya menjadi arena belanja dan wisata keluarga.

Pengunjung alun-alun selama ini didominasi oleh warga kota Wonosobo sendiri. Mereka biasanya datang bersama keluarga, teman atau kerabat menggunakan kendaraan pribadi maupun umum hingga membuat seputar tempat ini macet. Meski demikian antusias pengunjung tidak berkurang. Malah akhir-akhir ini alun-alun semakin padat dengan bertambahnya pedagang yang menggelar lapaknya di sini. 


Di alun-alun kita bisa menikmati berbagai wisata kuliner mulai dari makanan khas Wonosobo seperti mie ongklok, tempe kemul, geblek serta sego megono. Selain itu tersedia juga nasi gudeg, pecel, soto, sate, bakso, siomay, mie ayam, bubur ayam, burger, sosis, aneka gorengan, aneka minuman dan sebagainya

Para pedagang ini pada umumnya menggunakan gerobak tanpa atap. Sementara pembeli bisa menikmati hidangannya sambil duduk-duduk di tikar atau kursi yang disediakan dengan beratapkan pepohonan yang rindang ataupun langit. 

Setelah kenyang menikmati berbagai makanan, kita bisa mengelilingi alun-alun sambil melihat-lihat pedagang pakaian, kerudung, sepatu, sandal, peralatan dapur, mainan anak-anak, ikan hias, binatang peliharan serta lainnya yang menggelar dagangannya di trotoar alun-alun bagian atas. Harga yang ditawarkan oleh mereka sangat terjangkau. Bahkan jika pandai menawar kita bisa membawa pulang barang dengan harga cukup murah.




deretan pedagang makanan di sebelah utara alun-alun Wonosobo

Khusus untuk kolektor batu akik tidak akan kecewa jika datang ke tempat ini. Penjual batu akik mudah dijumpai di sini. Mereka menggelar dagangannya di alun-alun sebelah selatan dan biasanya dipadati penggemarnya yang umumnya kaum laki-laki.

Saat berwisata tentunya tidak menutup kemungkinan bagi kita membawa seluruh anggota keluarga, baik itu orangtua, remaja juga anak-anak. Dan khusus untuk anak-anak ada banyak permainan yang disewakan dengan harga terjangkau di alun-alun kota Wonosobo. 

Selain menjadi tempat wisata kuliner, belanja atau bermain anak, setiap hari Minggunya alun-alun Wonosobo juga dimanfaatkan untuk bermain sepakbola, voli, basket, lari, jalan santai, sepeda santai juga pencak silat atau karate. Sementara di halaman Gedung Adipura yang berada di seberang timur alun-alun  digelar senam yang bisa diikuti pengunjung dengan membayar langsung pada saat datang. Khusus untuk penggemar futsal, tersedia lapangan yang bisa disewa. Tempat tersebut berada dalam komplek Pujasera (Pusat Jajan Serba Ada) yang ada di seberang selatan alun-alun. 

Setelah lelah berkeliling kita bisa beristirahat di Taman Prajuritan yang ada di sebelah timur alun-alun. Di sini kita bisa duduk-duduk dengan nyaman di bangku-bangku yang disediakan sambil menikmati sejuknya udara kota Wonosobo juga mengagumi pemandangan alam di kejauhan.

Selain Taman Prajuritan terdapat sebuah taman lain yaitu Taman Kartini. Meski letaknya hanya di seberang alun-alun, tetapi pengunjungnya tidak terlalu banyak. Bagi kita yang menginginkan suasana tenang dan santai Taman Kartini adalah tempat yang tepat.

Kita bisa duduk, jalan-jalan berkeliling ataupun bermain di halaman rumput yang ada di taman ini. Dan biasanya para remaja yang datang kemari tidak melewatkan kesempatan untuk ber-selfie- (mengambil foto diri mereka sendiri menggunakan smartphone atau tablet).

Bagi pengunjung yang gemar membaca bisa singgah di Perpustakaan Umum Daerah Wonosobo. Gedungnya berada 1 komplek dengan Taman Kartini. Koleksi buku yang disediakan oleh Perpusda Wonosobo ini tergolong lengkap. Bacaan untuk anak, remaja serta dewasa semua tersedia di sini. Khusus hari Minggu, perpustakaan buka mulai jam 10.00. Pengunjung yang tidak memiliki kartu anggota tetap bisa membaca di tempat sini akan tetapi tidak bisa meminjam untuk dibawa pulang.

Tunggu apa lagi, bagi pelancong yang singgah di kota Wonosobo pada hari Minggu, jangan lupa mampir ke alun-alun kota Wonosobo yang semarak ini.

Postingan artikel ini diikutsertakan dalam #NJFWonosobo2015















Sabtu, 23 Mei 2015

SAYEMBARA MENULIS DARI KKPK

Halo temen-temen apa kabar?
Ada lomba terbaru dari KKPK loh, buat yang mau tau info selengkapnya bisa baca di bawah ini ya

Hai hai!
Kabar gembira untuk kita semua... grin emotikon
‪#‎KKPK‬ bekerjasama dengan Mizan Productions kembali menyelenggarakan Sayembara Menulis Cerita Pendek nih...
Kali ini sambil menyambut bulan Ramadhan, kami mengajak teman-teman bercerita tentang pengalaman bersama Al-Quran smile emotikon
Ini dia persyaratannya:
1. Penulis berusia 7-14 tahun
2. Cerita pendek bertema "AKU CINTA AL-QURAN"
3. Diketik di kertas HVS A4, spasi 1.5, jenis huruf Calibri ukuran 12 pt
4. Panjang cerita 3-6 halaman
5. Karya asli, perorangan, tidak menjiplak, karya boleh pengalaman nyata atau imajinasi
6. Karya tidak mengandung unsur SARA (suku, agama, ras, antargolongan)
7. Karya disertai dengan biodata lengkap yang ditulis di bawah cerita (Nama, Alamat, TTL, Sekolah, No. Telp/HP, e-mail, Facebook/Twitter)
8. Format nama file Ms. Word kamu menjadi: Nama lengkap-Naskah Ayat-Ayat Adinda.doc (Contoh: Yulia Imani-Naskah Ayat-Ayat Adinda.doc)
Kirim karyamu ke alamat e-mail lombadar@mizan.com
Subjek e-mail: Naskah Ayat-Ayat Adinda
Naskah paling lambat diterima 30 Juni 2015
3 pemenang utama akan mendapat bingkisan spesial dari Mizan
10 naskah terpilih akan diterbitkan
---
Kalian bisa lihat juga trailer film Ayat-Ayat Adinda di sini: