buku karyaku |
Membaca dianggap oleh masyarakat sebagai aktivitas yang tidak
menarik dan membosankan. Terbukti jarang sekali kita mengoleksi buku-buku di
rumah. Selain itu adanya TV yang menampilkan berbagai acara serta munculnya
berbagai media sosial membuat banyak orang kian melupakan aktivitas membaca. Akibatnya
banyak sekali orang yang salah menyikapi isi sebuah berita karena mereka hanya membaca
judul artikel saja.
Padahal membaca berbagai buku sesungguhnya sangat bermanfaat
karena bisa menambah pengetahuan juga memperluas wawasan. Sayangnya meski tahu manfaatnya tak semua orang lantas mau
menekuni aktivitas membaca. Alasannya macam-macam. Mulai dari kegiatan membaca
yang dianggap tidak menyenangkan, harga buku yang tidak terjangkau juga masih sulitnya
mendapatkan buku bacaan khususnya di daerah-daerah. Sehingga tingkat membaca di negara kita jauh di bawah
negara-negara lain.
mengisi acara di pesta buku Bandung |
Beruntung, aku lahir di sebuah keluarga yang mencintai
aktivitas membaca. Sedari kecil, bahkan sejak aku bayi, orangtuaku selalu
membacakan buku sebagai pengantar tidur. Ketika beranjak besar buku sudah
menjadi 1 kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupanku. Kemanapun pergi
aku selalu menyisipkan sebuah buku. Bagiku buku bisa menjadi perintang waktu saat
aku tengah menunggu. Buku juga bisa menjadi pengusir sepi dan kebosanan selain
itu buku pun mampu menjadi obat untuk jiwa. Di saat hati tengah dilanda kesal,
marah, sedih, susah ataupun putus asa, buku bisa meredakan semua rasa itu. Bahkan
buku menjadi inspirasi untuk menjadi seorang penulis.
Meski keluargaku telah mengenal buku sejak kecil
kenyataannya tidak demikian dengan keluarga kawan-kawanku. Saat aku masih duduk
di bangku SD hampir semua kawanku tidak suka membaca. Rupanya mereka tak pernah
dibiasakan untuk membaca. Ketika aku mengajak mereka untuk membaca ada saja
alasan untuk menolak. Malas, tidak punya buku, harga buku mahal, jauh dari
perpustakaan, membaca itu tidak seasyik menonton televisi ataupun bermain gadget.
mengisi acara di pesta buku Magelang |
Demi menarik perhatian kawan-kawan untuk membaca akhirnya
aku memutuskan untuk membawa buku cerita ke sekolah. Setiap kali istirahat tiba
aku isi dengan membaca. Perlahan-lahan aktivitasku mulai menarik perhatian
kawan-kawan sekelas. Hingga akhirnya mereka tertarik untuk membaca buku yang
aku bawa. Dan akhirnya semakin banyak kawan yang ingin membaca sampai tas
sekolahku saat itu nyaris penuh dengan buku bacaan. Lama-kelamaan aku merasa
berat untuk membawa buku bacaan sebab kawan-kawan yang hendak membaca kian
bertambah. Karena rumahku dekat dengan sekolah, maka aku mengajak mereka ke
rumah. Sejak itu banyak kawan yang berkunjung ke rumah untuk meminjam buku.
Bahkan kadangkala ada pula anak yang tidak kukenal ikut berkunjung ke rumah
karena ingin membaca.
Saat melihat antusias kawan-kawan dalam membaca, akupun
menyadari jika mereka sebenarnya bukannya malas. Tetapi buku bacaan yang susah didapat serta
kurangnya dukungan orangtua dalam mencari buku bacaan membuat mereka tidak
pernah membaca. Keinginan membaca kawan-kawan juga kadang begitu menggebu-gebu
tapi di saat lain perlahan surut. Untuk menggugah keinginan mereka aku harus
selalu menyediakan buku yang belum pernah mereka baca. Karena jarang sekali mereka mau kembali
membaca sebuah buku yang telah habis dibaca.
bersama pembaca bukuku dari Jogjakarta |
Karena koleksi bukuku yang belum dibaca mulai menipis aku
berusaha memutar otak. Sampai akhirnya aku mendapat ide untuk membuat cerita
sendiri. Aku sudah membaca banyak buku. Mulai dari buku-buku karya penulis
terkenal seperti Enid Blyton dan JK Rowling buku-buku penulis Indonesia seperti
Andrea Hirata dan Dee juga buku-buku karya penulis cilik Indonesia yang sudah banyak
diterbitkan.
Aku memang ingin seperti para penulis yang bukunya telah aku
baca tersebut. Jika mereka bisa membuat orang lain membaca dengan karya-karya
mereka kenapa aku tidak? Akhirnya aku memutuskan untuk menulis. Awalnya aku hanya
menulis cerita pendek saja. Ketika kemampuanku menulis mulai meningkat akupun
belajar untuk menulis novel anak. Naskah yang telah selesai kemudian aku
kirimkan ke beberapa penerbit. Alhamdulillah, karyaku ada yang layak untuk
diterbitkan. Ketika buku-bukuku telah
terbit dan aku mendapat juga bukti terbitnya, aku memberikan buku-buku tersebut
kepada kawan-kawanku. Selain itu aku juga promosi di berbagai media sosial
mengenai bukuku dan mengajak agar mereka membaca karya-karyaku itu. Akhirnya
bukan saja aku mampu mengajak kawan-kawan sekolahku untuk gemar membaca. Tapi berkat
buku-buku karyaku yang telah diterbitkan aku bahkan mampu menulari virus
membaca pada kawan-kawan dari berbagai daerah.
pembaca buku karyaku |
Dari sekian banyak buku yang aku baca semuanya tidak aku
dapatkan dari membeli. Akan tetapi sebagian besar aku meminjam dari
Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonosobo. Sejak usia 5 tahun aku sudah menjadi
anggota perpustakaan. Dan sampai saat ini biasanya 1 minggu sekali aku mengunjungi
Arpusda untuk meminjam buku serta memanfaatkan fasilitas wifi untuk mencari
berbagai informasi. Tak terasa usia Perpustakaan Kabupaten Wonosobo kian
bertambah. Sebagai bentuk rasa ikut berbahagia aku ingin mengucapkan “Selamat
ulang tahun untuk Arpusda Wonosobo”. Semoga Arpusda akan terus mampu menjawab
kebutuhan masyarakat Wonosobo untuk mencintai dunia membaca dengan menyediakan
berbagai buku bacaan serta fasilitas lain yang menunjang.
Postingan artikel ini diikutsertakan dalam Lomba
Blog #WonosoboSenengMaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar