Rabu, 28 Februari 2018

JADI PENULIS UNTUK TULARKAN VIRUS MEMBACA

buku karyaku
Membaca dianggap oleh masyarakat sebagai aktivitas yang tidak menarik dan membosankan. Terbukti jarang sekali kita mengoleksi buku-buku di rumah. Selain itu adanya TV yang menampilkan berbagai acara serta munculnya berbagai media sosial membuat banyak orang kian melupakan aktivitas membaca. Akibatnya banyak sekali orang yang salah menyikapi isi sebuah berita karena mereka hanya membaca judul artikel saja.

Padahal membaca berbagai buku sesungguhnya sangat bermanfaat karena bisa menambah pengetahuan juga memperluas wawasan. Sayangnya meski  tahu manfaatnya tak semua orang lantas mau menekuni aktivitas membaca. Alasannya macam-macam. Mulai dari kegiatan membaca yang dianggap tidak menyenangkan, harga buku yang tidak terjangkau juga masih sulitnya mendapatkan buku bacaan khususnya di daerah-daerah. Sehingga  tingkat membaca di negara kita jauh di bawah negara-negara lain.

mengisi acara di pesta buku Bandung

Beruntung, aku lahir di sebuah keluarga yang mencintai aktivitas membaca. Sedari kecil, bahkan sejak aku bayi, orangtuaku selalu membacakan buku sebagai pengantar tidur. Ketika beranjak besar buku sudah menjadi 1 kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupanku. Kemanapun pergi aku selalu menyisipkan sebuah buku. Bagiku buku bisa menjadi perintang waktu saat aku tengah menunggu. Buku juga bisa menjadi pengusir sepi dan kebosanan selain itu buku pun mampu menjadi obat untuk jiwa. Di saat hati tengah dilanda kesal, marah, sedih, susah ataupun putus asa, buku bisa meredakan semua rasa itu. Bahkan buku menjadi inspirasi untuk menjadi seorang penulis.

Meski keluargaku telah mengenal buku sejak kecil kenyataannya tidak demikian dengan keluarga kawan-kawanku. Saat aku masih duduk di bangku SD hampir semua kawanku tidak suka membaca. Rupanya mereka tak pernah dibiasakan untuk membaca. Ketika aku mengajak mereka untuk membaca ada saja alasan untuk menolak. Malas, tidak punya buku, harga buku mahal, jauh dari perpustakaan, membaca itu tidak seasyik menonton televisi ataupun bermain gadget.


mengisi acara di pesta buku Magelang

Demi menarik perhatian kawan-kawan untuk membaca akhirnya aku memutuskan untuk membawa buku cerita ke sekolah. Setiap kali istirahat tiba aku isi dengan membaca. Perlahan-lahan aktivitasku mulai menarik perhatian kawan-kawan sekelas. Hingga akhirnya mereka tertarik untuk membaca buku yang aku bawa. Dan akhirnya semakin banyak kawan yang ingin membaca sampai tas sekolahku saat itu nyaris penuh dengan buku bacaan. Lama-kelamaan aku merasa berat untuk membawa buku bacaan sebab kawan-kawan yang hendak membaca kian bertambah. Karena rumahku dekat dengan sekolah, maka aku mengajak mereka ke rumah. Sejak itu banyak kawan yang berkunjung ke rumah untuk meminjam buku. Bahkan kadangkala ada pula anak yang tidak kukenal ikut berkunjung ke rumah karena ingin membaca.

Saat melihat antusias kawan-kawan dalam membaca, akupun menyadari jika mereka sebenarnya bukannya malas.  Tetapi buku bacaan yang susah didapat serta kurangnya dukungan orangtua dalam mencari buku bacaan membuat mereka tidak pernah membaca. Keinginan membaca kawan-kawan juga kadang begitu menggebu-gebu tapi di saat lain perlahan surut. Untuk menggugah keinginan mereka aku harus selalu menyediakan buku yang belum pernah mereka baca.  Karena jarang sekali mereka mau kembali membaca sebuah buku yang telah habis dibaca.


bersama pembaca bukuku dari Jogjakarta

Karena koleksi bukuku yang belum dibaca mulai menipis aku berusaha memutar otak. Sampai akhirnya aku mendapat ide untuk membuat cerita sendiri. Aku sudah membaca banyak buku. Mulai dari buku-buku karya penulis terkenal seperti Enid Blyton dan JK Rowling buku-buku penulis Indonesia seperti Andrea Hirata dan Dee juga buku-buku karya penulis cilik Indonesia yang sudah banyak diterbitkan.

Aku memang ingin seperti para penulis yang bukunya telah aku baca tersebut. Jika mereka bisa membuat orang lain membaca dengan karya-karya mereka kenapa aku tidak? Akhirnya aku memutuskan untuk menulis. Awalnya aku hanya menulis cerita pendek saja. Ketika kemampuanku menulis mulai meningkat akupun belajar untuk menulis novel anak. Naskah yang telah selesai kemudian aku kirimkan ke beberapa penerbit. Alhamdulillah, karyaku ada yang layak untuk diterbitkan.  Ketika buku-bukuku telah terbit dan aku mendapat juga bukti terbitnya, aku memberikan buku-buku tersebut kepada kawan-kawanku. Selain itu aku juga promosi di berbagai media sosial mengenai bukuku dan mengajak agar mereka membaca karya-karyaku itu. Akhirnya bukan saja aku mampu mengajak kawan-kawan sekolahku untuk gemar membaca. Tapi berkat buku-buku karyaku yang telah diterbitkan aku bahkan mampu menulari virus membaca pada kawan-kawan dari berbagai daerah.

pembaca buku karyaku

Dari sekian banyak buku yang aku baca semuanya tidak aku dapatkan dari membeli. Akan tetapi sebagian besar aku meminjam dari Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonosobo. Sejak usia 5 tahun aku sudah menjadi anggota perpustakaan. Dan sampai saat ini biasanya 1 minggu sekali aku mengunjungi Arpusda untuk meminjam buku serta memanfaatkan fasilitas wifi untuk mencari berbagai informasi. Tak terasa usia Perpustakaan Kabupaten Wonosobo kian bertambah. Sebagai bentuk rasa ikut berbahagia aku ingin mengucapkan “Selamat ulang tahun untuk Arpusda Wonosobo”. Semoga Arpusda akan terus mampu menjawab kebutuhan masyarakat Wonosobo untuk mencintai dunia membaca dengan menyediakan berbagai buku bacaan serta fasilitas lain yang menunjang.


Postingan artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Blog #WonosoboSenengMaca



Tidak ada komentar:

Posting Komentar